Pemandangan dari Penang Hill, Best View di Penang ! |
Melihat Rumah Mafia hingga ke Bukit Bendera
Banyak orang Indonesia menjadikan Penang atau Pulau Pinang di Malaysia sebagai tempat berobat. Di luar itu, pulau di Selat Malaka ini juga asyik dikunjungi untuk berwisata, termasuk wisata kuliner. Penang yang tidak terlalu luas cocok didatangi untuk short trip.
Selain bersama istri, piknik kami ke Penang November 2016 lalu juga mengajak si kecil yang baru berusia 2 tahun. Karena mengajak balita, persiapan traveling pun agak ribet. Stroller yang ringkas wajib dibawa kemana-mana. Itineraryjuga dibuat tidak terlalu padat karena menyesuaikan si buah hati. Jika banyak yang ke Penang untuk mencicipi kulinernya yang lezat dan murah, saya tertarik melihat bangunan-bangunan tua yang membuat Georgetown meraih UNESCO World Heritage Site sejak 2008.
Tiba di Penang via Kuala Lumpur (KL), kami hanya punya waktu tiga hari untuk mengeksplore pulau yang warganya terdiri dari etnis Melayu, Tiongkok, dan India tersebut. Menginap 2 malam di Macalister Road (dekat Georgetown) dan semalam di Batu Ferringhi kami anggap cukup untuk menjelajahi hampir seluruh sudut Penang.
“Tempatnya jauh, tak boleh segitu,” kata Balvir Singh, sopir taksi keturunan India ketika menjemput kami di hotel. Meski beberapa kali menggunakan jasanya, tawar menawar selalu terjadi sebelum naik taksi merahnya. Pengemudi taksi di Penang memang enggan menggunakan argo walaupun di luar taksinya terpasang tulisan “Teksi Ini Menggunakan Meter, Tawar Menawar Dilarang”.
Sebenarnya ada pilihan transportasi yang lebih murah seperti bus Rapid Penang, atau Penang City Hop On Bus yang gratis. Namun karena bepergian mengajak balita, kami memilih pakai taksi kemana-mana agar praktis.
Pinang Peranakan Mansion menjadi destinasi pertama kami. Bangunan ini adalah bekas kediaman Chung Keng Kwee. Dia adalah godfather alias mafia yang menjadi kaya karena perdagangan candu. Rumah sang mafia yang menikah dengan warga Melayu ini paling mewah pada zamannya.
Dari mansion yang dibangun di abad 19 ini, wisatawan dapat melihat gaya hidup kaum peranakan di masa lalu. Lantai keramik rumah Sang Kapitan didatangkan dari Inggris dan tiang-tiangnya buatan Skotlandia.
Koleksi barang antiknya yang langka jumlahnya ribuan dan masih terawat dengan baik. Diantaranya foto keluarga, alat makan, kamar tidur, pakaian, alat penghisap candu, hingga tusuk gigi yang terbuat dari emas!
Georgetown Street Art |
Kota tua Georgetown menjadi tujuan berikutnya. Targetnya berburu street art dan foto dengan background bangunan-bangunan kuno yang masih terawat baik. Hampir seluruh bangunan di Georgetown adalah ruko berasitektur Tiongkok dan dicat warna-warni. Bangunan tersebut difungsikan menjadi kafe, restoran, rumah, hingga museum.
Salah satu yang menarik perhatian adalah The Camera Museum. Meski tempatnya di ruko, koleksinya cukup komplet. Ada berbagai kamera lawas, kamera medium format, hingga kamera mata-mata agen rahasia KGB pada tahun 70 an yang dipasang di kancing baju. Museum ini juga dilengkapi galeri foto dan ruang gelap tempat mencetak foto.
Geser sedikit dari deretan ruko, hanya dengan jalan kaki, kami menuju Beach Street. Disini banyak bangunan berarsitektur kolonial yang membuat serasa berada di Eropa.
Jalan-jalan di Beach Street |
Di Padang Kota Lama, sejumlah bangunan yang tak boleh dilewatkan diantaranya Masjid Kapitan Keling, Gereja Anglikan tertua di Malaysia yaitu St. George’s Church, serta Court Building.
St George’s Church |
Puas menjelajah kota lama, kami bergeser ke Kek Lok Si Temple. Dibangun pada 1904, Kek Lok Si merupakan kuil Buddha terbesar di Malaysia. Pagoda 7 lantai dan patung perunggu Dewi Kwan Im setinggi 30,2 meter menjadi bagian paling menarik. Dari atas Pagoda akan terlihat pemandangan kota.
Cuaca yang kurang bersahabat membuat kami harus mengunjungi Penang Hill di hari berbeda. Padahal lokasinya tak jauh dari Kek Lok Si Temple. Penang Hill atau disebut Bukit Bendera menurut saya spot paling menarik di Penang. Untuk sampai ke puncak bukit setinggi 830 meter diatas permukaan laut, pengunjung harus naik kereta furnikular. Kereta ini akan berjalan menanjak di jalur yang dibangun
pemerintahan kolonial Inggris sejak 1903. Jaraknya sekitar 2 km.
Naik kereta di Penang Hill |
Ah, saya jadi membayangkan jika Bukit Sikunir di Dieng atau Kawah Ijen di Banyuwangi diberi fasilitas seperti ini, tentu tak harus repot mendaki.
Di puncak Bukit Bendera pengunjung bisa menikmati panorama Georgetown dan jembatan Penang yang membentang diatas laut. Udaranya juga sejuk sehingga pas bagi yang ingin menenangkan diri dari keramaian Georgetown. Tiket naik ke Penang Hill untuk dewasa RM30 untuk jalur normal dan RM60 untuk antrean cepat, serta RM5 untuk anak-anak. Informasi lebih jelas bisa dicek di www.penanghill.gov.my.
Hari terakhir di Penang, kami berpindah penginapan ke daerah Batu Ferringhi untuk menikmati suasana pantai. Sayangnya hujan yang turun dan mepetnya waktu membuat rencana main di pantai dengan karang-karang besar mirip di Bangka Belitung gagal. Jadilah kami hanya dolan ke mal dan mengunjungi dua kuil di Lorong Burma.
Dhammikara Burmese Temple |
Wat Chayamangkalaram, serasa di Thailand |
Keduanya adalah Dhammikara Burmese Temple, Vihara Buddha yang dibangun pada 1803 sekaligus satu-satunya kuil Burma di Malaysia. Tepat di seberangnya ada Wat Chayamangkalaram Thai Buddhist Temple. Di dalam kuil berarsitektur Thailand ini ada patung Buddha tidur sepanjang 33 meter.
Ais kacang, segeeer |
durian Musang King |
Selama di Penang, tak lupa kami mencicipi berbagai kuliner yang enak dan murah. Beberapa menu yang patut dicoba adalah Asam Laksa, Char Koay Teow, Wan Tan Mee, Nasi Kandar, dan Roti Canai. Sedangkan dessertnya ada Rojak, Ais Kacang, serta Cendol. (*)
Recommended Place in Penang
– Pinang Peranakan Mansion
29, Lebuh Gereja, Georgetown
– Georgetown Street Art
Sepanjang Lebuh Chulia, Lebuh Armenian, Lebuh Victoria, Lebuh Acheh, dan Lebuh Cannon
– The Camera Museum Georgetown
49, Lebuh Muntri, 10200
– Penang Hill
Jalan Stesen Bukit Bendera, 11500 Air Itam
– Kek Lok Si Temple
1000-L Tingkat Lembah Ria 1, 11500 Air Itam
– Dhammikarama Burmese Temple
24 Lorong Burma, Pulau Tikus
– Wat Chayamangkalaram Thai Buddhist Temple
17 Lorong Burma, Pulau Tikus, 10250 Georgetown
Tips Traveling Bareng Balita
– Pilih destinasi yang ramah anak dan sarana transportasinya mudah.
– Bawa mainan atau benda favoritnya.
– Utamakan kenyamanan anak.
– Jangan memaksakan itinerary yang padat.
– Bawa stroller yang ringkas dan ringan kemana-mana.
Lucy says
Bisa minta no hp driver india
Ricky Fitriyanto says
no driver India hilang, tapi ada driver lain, namanya Faiza 0164648680