Perjalanan umroh biasanya dihabiskan untuk kegiatan ibadah, wisata religi sekaligus wisata sejarah. Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah menjadi tujuan utama. Selain itu, biro perjalanan umroh juga memasukkan beberapa situs bersejarah bagi umat Islam kedalam daftar kunjungan. Seperti Jabal Magnet, Jabal Uhud, Jabal Nur, hingga Jabal Rahmah.
Namun, ada satu destinasi yang unik di pinggir kota Mekkah. Tepatnya di daerah El Shimeisi. Museum Al Amoudi dibilang unik karena mengajak pengunjung melihat sekilas kehidupan bangsa Arab di masa lalu. Tak banyak biro perjalanan umroh yang mengajak jamaahnya kesini. Saya berkesempatan mengunjungi museum kecil ini saat umroh bersama Arbani Tour and Travel, tahun lalu.
Kunjungan ke Museum Al Amoudi biasanya dilakukan di hari terakhir. Saat para jamaah usai melakukan seluruh ritual ibadah. Di hari terakhir sebelum pulang ke tanah air itu, kunjungan ke museum dilakukan sebelum city tour ke Jeddah.
Museum dengan ciri khas bangunan ala benteng ini dikelola swasta. Isinya banyaaaak dan lumayan instagramable. Koleksinya berupa peralatan rumah tangga khas Arab di masa lalu. Juga pakaian adat dan perhiasan yang bisa dicoba pengunjung untuk foto-foto. Ada juga senapan dan pedang kuno. Saya sempat mencoba mengangkat sebilah pedang yang ternyata cukup berat.

Dari depan, bangunan Museum Al Amoudi tampak seperti sebuah benteng. Warna bangunannya coklat karena terbuat dari campuran lumpur dan susu. Persis rumah tradisional khas Arab di masa lalu. Dari beberapa referensi yang saya baca, museum seluas 2.000 meter persegi ini dibangun Abu Bakr Al Amoudi. Dia membangun museum di jalan raya Mekkah-Jeddah, 20 tahun sebelum jalanan tersebut dibuka pada 1435 H.
Selain foto Raja Salman, di depan museum juga tampak mobil Mercedes Benz kuno, dan yang bikin tak habis pikir, ada bajaj berwarna merah.
Museum ini memang tidak terlalu luas. Ruangannya yang sempit, ditambah ribuan koleksi yang sayangnya terkesan ditata apa adanya membuat pengunjung serasa berjubel di dalamnya. Melalui berbagai koleksi yang ada, pengunjung serasa diajak masuk ke kehidupan bangsa Arab zaman old.
Deretan koleksi senjata dan pakaian tradisional Arab, lengkap dengan aksesorisnya tampak paling menarik perhatian. Selain itu, ada foto Hajar Aswad. Pengunjung bisa berfoto di dekatnya dengan gaya (seolah-olah) mencium Hajar Aswad betulan.
Ada juga alat tenun tradisional, lengkap dengan kain hasil tenunan, alat pemintal benang, telepon kuno, hingga binatang-binatang khas gurun pasir yang diawetkan.
Sementara di bagian luar ada berbagai peralatan, berburu, memasak dan berbagai alat untuk melakukan pekerjaan harian. Diantaranya peralatan untuk menimba air pada masa Arab kuno.
Ada pula photo booth berupa tenda dengan alas karpet. Disitu, pengunjung bisa bergaya seolah-olah sedang dalam jamuan minum teh atau kopi. Wisatawan juga bisa mencoba panah tradisional dengan didampingi petugas. Latar belakang museum yang berupa gunung batu juga cocok menjadi lokasi berfoto. (*)
Tinggalkan Balasan