Sudah berapa kali kamu ke Bali? Jawabannya bisa beda-beda. Namun sebagian besar mungkin lebih dari sekali. Pulau Dewata rasanya menjadi destinasi wajib. Saya sampai lupa sudah berapa kali mendatangi Bali. Mulai dari study tour saat SMA, piknik keluarga pakai jalan darat, liburan, atau karena pekerjaan.
Beberapa kali ke Bali, saya selalu mencoba mencari tempat baru untuk dieksplore. Bosan dengan keriuhan Kuta dan Seminyak, kami sekeluarga pernah memilih ‘menyepi’ ke Sanur dan Ubud. Hingga akhirnya saat punya kesempatan solo trip, saya memilih mencari destinasi yang lebih menantang. Menyeberang ke Nusa Penida!
Pergi ke Nusa Penida berarti butuh perjuangan lebih. Tak seperti Bali yang seluruh infrastruktur pariwisatanya sudah bagus, akses jalan di Nusa Penida belum dibangun dengan baik. Tapi seperti kata ungkapan, “Semakin sulit suatu tempat didatangi, pemandangannya akan semakin indah” begitu juga Nusa Penida. Hamparan pantai indah dengan pasir putih dan tebing karang ikonik akan kamu dapatkan di pulau kecil ini. Bedanya, tak serame di Bali. Asyik bukan?
Cara Menuju Nusa Penida
Kamu bisa ke Nusa Penida dengan day trip maupun menginap. Dengan bermalam tentu lebih leluasa mengunjungi berbagai destinasi yang ada. Namun karena waktu terbatas, saya memilih day trip. Pagi menyeberang dari Pelabuhan Sanur ke Pelabuhan Banjar Nyuh, dan sore hari sudah kembali ke Sanur.
Harga tiket speed boat ke Nusa Penida Rp 200.000 pulang pergi (untuk wisatawan domestik). Sementara untuk turis asing, harga dua kali lipatnya. Waktu tempuhnya sekitar 40 menit. Ada baiknya booking dulu agar kebagian tiket, terutama jika pergi berombongan. Saya beruntung bisa dapat tiket meski beli mepet karena cuma butuh 1 seat. Dari pengamatan saya, rata-rata speed boat terisi penuh penumpang.
Sampai di Nusa Penida
Sampai di Pelabuhan Banjar Nyuh, kalian bisa menyewa mobil atau motor. Karena waktu yang terbatas, saya memilih sewa motor agar lebih gesit. Harganya Rp 75.000 per hari. Bapak yang nyewain motor cuma membekali saya dengan kertas fotocopy an berisi peta sederhana tempat-tempat wisata di Nusa Penida. “Lurus saja, terus ikuti jalan,” begitu pesannya.
Saya memacu motor matik di jalanan aspal mulus selama beberapa kilometer. Tapi setelah jalan aspal habis, tibalah saya di jalan tanah yang tandus dan berdebu. Banyak perempatan dan pertigaan yang membingungkan karena minim petunjuk arah.
Bisa Ngapain Aja di Nusa Penida?
Dengan pergi secara day trip, tentu tak bisa mengunjungi seluruh spot di pulau kecil ini. Jarak antar destinasi terlalu jauh dan akses jalan yang buruk memakan waktu perjalanan yang lama. Agar lebih efektif, saya memilih datang ke spot-spot ikonik. Berikut destinasi yang saya datangi :
- Kelingking Beach
Pantai instagenik ini menjadi alasan utama saya ke Nusa Penida. Bentuknya memang mirip jari kelingking. Ada juga yang menyebut pantai T-Rex karena jika dilihat dari atas, mirip bentuk Dinosaurus tersebut. Perjalanan naik motor sekitar 1 jam di jalanan berdebu seolah setimpal saat sampai disana. Wisatawan hanya perlu membayar parkir Rp 5.000 untuk sampai disini. Di sekitar pantai, ada beberapa spot selfie berbayar dengan latar belakang pantai.
Jika ingin tantangan lebih, wisatawan bisa turun ke pantainya. Treknya memang tidak mudah. Hanya jalan setapak yang curam dengan pagar bambu di kanan kirinya. Namun, saya yang punya waktu terbatas harus puas dengan hanya menikmati pantai dari atas tebing.
- Broken Beach
Meski namanya Beach, tempat ini sebenarnya bukan pantai. Lagi-lagi, tempat seindah ini bisa dinikmati hanya dengan membayar parkir Rp 5.000 saja. Spot dengan nama lain Pasih Uug ini merupakan tebing tinggi dengan lubang besar di tengahnya.
Tebing tersebut bersisian dengan lautan lepas dengan ombak besar yang hantamannya ke dinding karang terdengar jelas. Sementara di sisi lain tebing, ada laguna dengan warna air biru kehijauan terhampar. Turun ke bawah dan berenang di sekitar karang tidak direkomendasikan. Selain batu karangnya tajam, ombaknya juga berbahaya.
- Angel’s Billabong
Hanya dengan berjalan kaki dari Broken Beach, sampailah saya di ‘kolam renang bidadari’ ini. Angel’s Billabong adalah kolam alami yang terbentuk dari ceruk batu karang. Istilah kerennya, Infinity Pool. Airnya yang berwarna toska berasal dari hantaman ombak di laut lepas yang mengisi ceruk tersebut
Kolam alami nan jernih tersebut menarik minat beberapa bule untuk berenang. Landscape unik ini memang asyik buat berenang saat ombak rendah. Di musim ombak tinggi, sangat tidak disarankan berenang karena pengunjung bisa langsung terseret ombak.
Tanpa terasa, sore sudah menjelang, saya pun harus kembali ke Pelabuhan untuk menyeberang ke Bali. Meski hanya 3 spot yang didatangi, day trip kali ini cukup membuat saya puas. Lain waktu, mungkin saya akan menginap agar lebih leluasa mengeksplorasi Nusa Penida. (*)
Adam says
Apik bgt min…..
Ricky Fitriyanto says
maturnuwun, iyo, apik mas, nggak rugi kesana